Artikel: Beranda Tahapan KehidupanMembina Keluarga
Tahapan Kehidupan

Tips Simpel Agar Finansial Aman dan Passive Income Tetap Lancar

Memiliki passive income kini jadi impian banyak orang. Rasanya siapa pun ingin punya sumber penghasilan yang tetap mengalir meskipun sedang berlibur, tidur, atau fokus mengurus keluarga. Tapi sebelum masuk ke ranah ini, ada baiknya mengenal dasar-dasar pengelolaan keuangan yang bijak. Karena membangun passive income bukan sekadar investasi, tapi juga tentang kesiapan finansial dan strategi yang matang untuk keluarga.

Perbedaan Passive Income dan Active Income: Mana yang Harus Diutamakan?

Sebelum menentukan pilihan, penting memahami dua jenis penghasilan utama. Active income merupakan pendapatan yang diperoleh dari hasil bekerja langsung, seperti gaji bulanan, upah harian, atau honor proyek. Sebaliknya, passive income adalah penghasilan yang didapat tanpa harus terlibat aktif setiap waktu, contohnya dari hasil sewa rumah, dividen saham, atau bunga deposito.


Buat yang baru mulai, tentu active income masih jadi sumber utama. Namun, perlahan-lahan, porsi passive income bisa ditingkatkan biar tak terus bergantung pada waktu dan tenaga. Kuncinya, seimbangkan keduanya.

Dasar Tata Kelola Uang Sebelum Memulai Passive Income

Mendapat untung dari aset pasif butuh pondasi keuangan yang kuat. Banyak orang tergiur hasilnya tapi lupa menata keuangannya lebih dulu. Padahal, tanpa kontrol yang rapi, hasil passive income pun bisa habis tak bersisa.


Langkah awalnya adalah mengenali kondisi finansial pribadi. Lacak semua pengeluaran dan pemasukan, pastikan tidak besar pasak daripada tiang. Setelah itu, barulah bisa melangkah ke strategi berikutnya.

Strategi Cerdas Memulai Mengelola Passive Income

1. Menyusun Anggaran Pribadi yang Realistis

Menyusun anggaran pribadi yang realistis itu bukan cuma soal hitung-hitungan, tapi juga cara cerdas buat mengatur pengeluaran tanpa bikin stres. Coba mulai dari mencatat pemasukan bulanan, lalu tentukan prioritas seperti kebutuhan rumah tangga, cicilan, tabungan, sampai dana darurat. 


Kebiasaan ini bisa bantu kamu dan pasangan merasa lebih tenang karena tahu semua kebutuhan tercukupi. Saat keuangan lebih terkontrol, kesehatan mental juga lebih terjaga karena tidak harus terus-menerus cemas soal uang. 

2. Menyiapkan Dana Darurat Sebelum Berinvestasi

Investasi sebaiknya tidak dijadikan pegangan saat menghadapi kebutuhan mendesak. Karena itu, dana darurat perlu jadi prioritas utama sebelum mulai menanamkan modal. Idealnya, kamu punya simpanan minimal tiga hingga enam bulan dari total pengeluaran tetap bulanan. Simpan di tempat yang mudah diakses seperti tabungan atau e-wallet, supaya bisa langsung digunakan saat dibutuhkan. 


Selain dana darurat, mempertimbangkan asuransi untuk masa depan juga penting sebagai perlindungan tambahan jika terjadi risiko yang tidak terduga, tanpa harus mengganggu rencana investasimu.

3. Memilih Instrumen Passive Income yang Sesuai

Setiap orang punya kebutuhan dan tingkat kenyamanan yang berbeda dalam berinvestasi. Makanya, penting banget pilih instrumen yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan finansialmu. Misalnya, reksa dana bisa jadi pilihan awal karena praktis dan dikelola profesional. 


Deposito cocok buat kamu yang cari rasa aman tanpa fluktuasi. Kalau kamu siap modal besar, properti bisa jadi aset jangka panjang yang nilainya terus naik. Apapun pilihannya, pastikan strategi ini benar-benar bisa menambah penghasilan pasif secara konsisten, tanpa bikin kamu kewalahan secara finansial maupun mental.

4. Membagi Pendapatan: Berapa Persen untuk Passive Income

Sebaiknya alokasikan sekitar 10–30% dari penghasilan bulanan untuk membangun aset pasif. Besarnya bisa disesuaikan dengan kondisi, yang penting, konsisten. Bila sudah terbiasa, angka tersebut bisa terus ditingkatkan.

5. Memanfaatkan Teknologi Finansial (Fintech) untuk Pengelolaan Aset

Kini, mengelola uang makin mudah berkat fintech. Aplikasi perencana keuangan, platform investasi, sampai pengingat tagihan bisa diakses lewat gadget. Gunakan teknologi ini untuk membantu pencatatan, analisis, bahkan simulasi keuangan secara instan.



Itulah pembahasan soal passive income dan cara cerdas mengelolanya. Meski tidak selalu mudah, apalagi di tengah kesibukan sehari-hari, perencanaan yang matang bisa bantu kamu membangun keuangan yang lebih stabil. Saat penghasilan pasif mulai berjalan, kamu pun punya kesempatan menjalani hidup yang lebih santai dan seimbang. Inilah awal menuju slow living, gaya hidup yang lebih tenang dan mindful bersama keluarga tanpa harus terus terburu-buru mengejar segalanya.


Sebagai pendukung perjalananmu dalam mengelola passive income, perlindungan dari risiko kesehatan menjadi sangat penting. Di sinilah peran asuransi kesehatan semakin terasa, bukan hanya menjaga kondisi finansial tetap stabil saat risiko muncul, tapi juga memberi ketenangan dalam jangka panjang


Safety Guard Critical Cover (STAR) dari BCA Life hadir memberikan perlindungan terhadap berbagai risiko kesehatan, termasuk penyakit kritis dan perawatan intensif di ICU. Selain itu, dengan adanya manfaat No Claim Bonus yang memberikan pengembalian premi 100% setelah 10 tahun, kamu bisa merasa lebih tenang menjalani hidup tanpa rasa khawatir, mengalir bersama ritme kehidupan yang lebih teratur.



PT Asuransi Jiwa BCA

Senantiasa Melindungi Anda #JanganTungguNanti

PT Asuransi Jiwa BCA berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan

Copyright © 2025 PT Asuransi Jiwa BCA

Kebijakan Privasi NOW Kebijakan Privasi Syarat dan Ketentuan