Menggemuk setelah menikah dianggap sebagai sesuatu yang wajar. Hingga saat ini masih banyak orang meyakini bahwa tubuh makin gemuk pasca berumah tangga jadi tanda kemakmuran hidup. Padahal, hidup bahagia dan sejahtera bersama pasangan tak identik dengan pertambahan berat badan. Peningkatan taraf hidup tak sepatutnya dibarengi dengan pergeseran jarum timbangan badan yang makin ke kanan.
Ada bermacam-macam indikator kebahagiaan pernikahan lainnya selain tubuh yang semakin tambun. Jadi, jangan sampai menggemuk setelah menikah justru dimaklumi karena dianggap sehat. Ketahui risiko yang mengintai kesehatan di balik tubuh kegemukan supaya kamu bisa lekas berupaya mengembalikan berat badan idealmu.
Pada umumnya, pria dan wanita semakin gemuk setelah menikah karena beberapa penyebab berikut ini:
Suami maupun istri pasti mengalami perubahan prioritas hidup setelah menikah. Jika dulu merawat diri sendiri jadi keutamaan, maka pernikahan membuat seseorang fokus kepada keluarga, terutama jika sudah punya anak. Sebenarnya, diri sendiri tetap butuh perhatian khusus setelah menikah agar dirimu selalu bahagia dan sehat seiring berjalannya waktu. Penampilan yang selalu menarik akan membuatmu percaya diri di hadapan pasangan.
Tak sedikit suami istri menggemuk setelah menikah karena hobi makan dan berwisata kuliner. Menekuni hobi yang sama memang merupakan salah satu tips menjaga keharmonisan pasangan dalam rumah tangga. Namun, bukan berarti hobi tersebut boleh dilakukan secara berlebihan hingga membuat tubuh makin gemuk dan risiko penyakit semakin besar. Di samping hobi wisata kuliner, para suami pun rentan menggemuk karena diharuskan menghabiskan masakan sang istri meskipun sudah kenyang.
Wanita yang sudah menikah biasanya menggemuk ketika hamil dan pasca melahirkan. Faktanya, pertambahan berat badan juga sering dialami para suami yang mendampingi proses kehamilan sang istri. Hal ini terjadi karena suami tergugah ikut makan lebih banyak dari biasanya seperti pasangannya yang sedang hamil.
Bukan rahasia lagi bila pasangan yang harmonis akan saling mempengaruhi satu sama lain dalam hubungan rumah tangga, termasuk soal urusan kebiasaan buruk. Pasangan yang tidak pernah berolahraga dan hobi bermalas-malasan bukan mustahil membuatmu terpengaruh melakukan hal yang sama. Alhasil, kenaikan berat badan seiring berjalannya waktu pun sulit dihindari.
Setiap orang butuh waktu untuk diri sendiri, tak terkecuali kamu yang sudah memiliki pasangan. Me time adalah momen yang tepat untuk memperhatikan diri sendiri, termasuk berolahraga dan menyantap makanan sehat kesukaanmu. Bila kamu tak punya me time setelah menikah, kemungkinan besar kamu jadi lalai menjaga berat badan ideal hingga tubuh pun semakin menggemuk.
Indeks massa tubuh merupakan salah satu metode pengukuran untuk mengetahui apakah kamu berstatus kelebihan berat badan (dan obesitas) atau tidak dengan rumus berikut ini:
Indeks Massa Tubuh (IMT): berat badan (kg) : (tinggi badan (m) x tinggi badan (m))
Jika hasil pengukuran IMT berada di antara 25 hingga 30, berarti kamu kelebihan berat badan. Sementara itu, bila IMT berada di atas 30, berarti kamu obesitas.
Namun, penilaian berat badan proporsional bukan hanya dapat dilakukan berdasarkan IMT. Orang dengan IMT yang sama bisa saja memiliki kondisi berbeda karena perbedaan massa otot dan massa lemak dalam tubuhnya. Jadi, perbandingan massa otot dan massa lemak juga wajib diperhatikan ketika menentukan status berat badan. Massa otot yang lebih besar daripada massa lemak membuat tubuh seseorang lebih ideal dan lebih sehat.
Anggapan keliru seputar tubuh makin gemuk setelah menikah sebaiknya mulai diluruskan dari sekarang. Faktanya, kelebihan berat badan dan obesitas bukan pertanda baik melainkan menjadi pemicu beberapa gangguan kesehatan sebagai berikut:
Kelebihan berat badan atau obesitas kerap diikuti dengan peningkatan kadar gula dalam darah. Jika insulin yang dihasilkan pankreas sudah tidak mampu mencerna gula dalam darah secara optimal, maka terjadilah diabetes tipe 2. Penyakit kronis ini rentan menyebabkan berbagai komplikasi, seperti gangguan penglihatan, kerusakan saraf, dan kerusakan jaringan kulit yang memicu risiko amputasi.
Tubuh gemuk membuatnya mengandung lemak berlebih yang bisa tersebar di berbagai organ, termasuk pembuluh darah. Hal ini membuat pembuluh darah menyempit dan harus bekerja ekstra keras demi mengalirkan darah dari dan ke seluruh tubuh. Kondisi inilah yang menyebabkan penyakit tekanan darah tinggi.
Penyumbatan pembuluh darah tidak cuma meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, melainkan juga penyakit jantung. Tekanan darah yang tinggi serta sumbatan pada pembuluh darah memaksa jantung bekerja ekstra keras melebihi kemampuannya. Jika kondisi ini berlangsung terus-menerus, bukan mustahil jika jantung melemah dan mengalami penurunan fungsi.
Masalah kesehatan lainnya yang mungkin timbul akibat tubuh kelebihan berat badan dan obesitas adalah gangguan pernapasan. Lemak yang menumpuk di sekitar tenggorokan dapat menghalangi sirkulasi udara sehingga kamu pun sulit bernapas. Lebih parahnya lagi, orang gemuk juga berisiko mengalami sleep apnea yang menyebabkan henti napas saat tidur hingga berakibat fatal, yaitu kematian.
Peningkatan berat badan membuat sendi-sendi tubuh menerima tekanan yang lebih besar, khususnya lutut. Jika hal ini terjadi terus-menerus dalam jangka panjang, maka risiko radang sendi lutut pun semakin besar. Orang yang mengidap radang sendi lutut akan merasakan nyeri hebat dan mengalami keterbatasan gerak.
Tak ada kata terlambat untuk mengembalikan berat badan bila sekarang kamu dan pasangan mulai menggemuk. Cobalah melakukan tips-tips ini secara konsisten dan jadikan sebagai bagian dari pola hidup supaya berat badan kembali ideal:
Konsumsi makanan dengan gizi seimbang: mulailah membatasi asupan kalori harian yang masuk ke tubuh. Kamu bisa mengonsumsi lebih banyak bahan makanan sumber protein dan serat supaya kenyang lebih lama tanpa menyantap kalori berlebihan.
Olahraga rutin: World Health Organization (WHO) merekomendasikan olahraga dengan durasi minimal 150 menit per minggu yang bisa dibagi menjadi beberapa sesi. Kamu bisa mengajak pasangan untuk mengawalinya dengan olahraga favorit agar lebih bersemangat saat melakukannya.
Tidur dengan durasi cukup: belum banyak orang memahami kualitas dan durasi tidur juga berpengaruh terhadap upaya penurunan berat badan. Kalau kamu dan pasangan senantiasa memiliki waktu tidur yang cukup, maka kondisi sinyal lapar dan kenyang pada tubuh jadi seimbang. Hasilnya, kamu dan pasangan pun terbebas dari kecenderungan nafsu makan menggila.
Jadi pribadi independen soal urusan kesehatan: diet sehat bareng si dia tentu jadi impianmu agar terhindar dari bermacam-macam penyakit di usia senja. Namun, sering kali sikap malas pasangan malah bisa membuatmu gagal mencapai berat badan ideal. Jika pasanganmu tak kunjung menyadari pentingnya hidup sehat, cobalah memulainya dari diri sendiri. Jalani hidup sehat secara telaten agar kamu bisa jadi teladan yang perlahan-lahan menginspirasi si dia untuk melakukan hal serupa.
Intinya, hidup sehat bersama pasangan harus menjadi prioritas jangka panjang. Hal utama lainnya yang patut kamu dan pasangan siapkan untuk memproteksi kesehatan adalah asuransi kesehatan. Produk asuransi kesehatan berkualitas seperti BCA Life Perlindungan Kesehatan Ultima memberikan manfaat unggulan untuk mewujudkan perlindungan kesehatan menyeluruh bagi kamu sekeluarga. Proteksinya mencakup biaya penggantian rawat inap, perawatan penyakit kritis, pembedahan, rawat jalan, hingga kecelakaan.
Kamu berkesempatan mendapatkan pelayanan terbaik dari seluruh rumah sakit di dunia (kecuali Amerika Serikat) jika sudah memiliki BCA Life Perlindungan Kesehatan Ultima . kini, saatnya mewujudkan hidup penuh ketenangan dan kenyamanan dengan gaya hidup sehat dan perlindungan asuransi BCA Life yang senantiasa siap jadi andalan.
Dipasarkan melalui Credit Life
PT Asuransi Jiwa BCA (BCA Life) berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
Copyright © 2025 PT Asuransi Jiwa BCA
Kebijakan Privasi NOW Kebijakan Privasi Kebijakan Keamanan Data Syarat dan Ketentuan