Momen berbuka puasa selalu dinantikan selama Ramadan. Sajian takjil yang lezat membuat suasana berbuka semakin istimewa. Namun, terkadang kita kurang memperhatikan sampah yang dihasilkan dari makanan yang dinikmati tersebut.
Berdasarkan data Sistem Informasi Pengolahan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) per 24 Juli 2024, ada 11,3 juta ton sampah tidak terkelola dari jumlah total 31,9 juta ton sampah nasional.
Ini menunjukkan kondisi lingkungan kita saat ini tidak baik-baik saja. Lalu apa yang bisa dilakukan agar kondisi ini tidak semakin parah, terutama saat banyaknya jajanan di bulan puasa? Berikut ini ada beberapa tips yang bisa kamu coba terapkan agar bisa menikmati takjil di bulan puasa tanpa menghasilkan banyak sampah.
Langkah pertama adalah membuat takjil sendiri. Selain lebih sehat karena bisa menakar sendiri bahan-bahannya, cara ini juga membantu mengurangi penggunaan kemasan plastik dari makanan siap saji. Kamu juga tidak hanya menjaga kesehatan, tetapi juga berkontribusi dalam mengurangi limbah dan melindungi lingkungan.
Selain itu, kamu bisa menentukan menu sendiri yang bisa disesuaikan dengan selera keluarga. Misalnya, seperti kolak pisang, es buah, atau puding santan.
Menggunakan bahan lokal dan organik tidak hanya mendukung petani serta usaha kecil, tetapi juga membantu mengurangi jejak karbon serta menghindari paparan pestisida berbahaya. Berbelanja di pasar tradisional atau toko berkonsep “zero waste” bisa jadi pilihan untuk mendapatkan bahan membuat takjil yang segar tanpa kemasan plastik berlebih, sehingga kamu bisa mengurangi limbah sampah serta mengkonsumsi makanan yang lebih sehat.
Tak jarang takjil yang dibuat, memiliki jumlah banyak, yang mana berakibat banyak makanan yang berlebih. Hal ini berpotensi menimbulkan limbah makanan. Cara yang bisa dilakukan adalah dengan merencanakan porsi yang sesuai jumlah anggota keluarga, sehingga dapat menghindari pemborosan. Jika masih ada sisa, membagikan ke tetangga atau menyimpannya dengan baik untuk sahur bisa menjadi pilihan.
Setelah membuat takjil, perhatikan cara mengelola sampah yang dihasilkan. Sampah organik seperti kulit buah atau sisa makanan bisa dijadikan kompos untuk tanaman. Hindari penggunaan plastik sekali pakai dan menggantinya menggunakan wadah yang bisa digunakan kembali. Di samping itu, dalam menyajikan takjil yang berbentuk minuman, lebih baik menggunakan gelas kaca atau botol pribadi daripada kemasan plastik atau styrofoam.
Membuat takjil dengan lebih bijak tanpa menghasilkan sampah berlebih akan terasa lebih menyenangkan jika dilakukan bersama keluarga atau tetangga. Selain mempererat silaturahmi, kebersamaan ini juga menjadi momen yang tepat untuk berbagi wawasan tentang gaya hidup ramah lingkungan. Membiasakan anak-anak serta orang-orang di sekitar untuk lebih peduli terhadap pengelolaan sampah sejak dini, telah turut membantu membentuk generasi yang lebih sadar akan pentingnya menjaga bumi.
Kebiasaan kecil yang diterapkan selama Ramadan ini dapat menjadi langkah awal menuju perubahan yang lebih besar. Tidak hanya dalam hal pengelolaan sampah, tetapi juga dalam berbagai aspek kehidupan lainnya, termasuk cara kita mengelola dokumen dan informasi. Salah satu cara sederhana untuk memulai adalah beralih ke layanan digital yang lebih praktis dan ramah lingkungan.
Solusi paperless dalam pengelolaan asuransi kesehatan, seperti yang ditawarkan oleh aplikasi NOW by BCA Life, menjadikan proses administrasi lebih efisien dan bebas dari ketergantungan pada tumpukan dokumen fisik.
Fitur klaim digital dalam aplikasi ini memungkinkan pengajuan klaim serta pemantauan status klaim secara real-time, yang tidak hanya mempermudahmu, tetapi juga mengurangi penggunaan kertas. Langkah ini sejalan dengan gaya hidup yang lebih ramah lingkungan dan mendukung pelestarian bumi.
Beralih ke solusi praktis dan eco-friendly seperti NOW by BCA Life memberikan kemudahan dalam mengelola asuransi sekaligus berkontribusi pada upaya pelestarian lingkungan, demi masa depan yang lebih baik.
Dipasarkan melalui Bancassurance
PT Asuransi Jiwa BCA berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan