Tahapan Kehidupan

Rahasia Hubungan Harmonis dan Bahagia Lansia dengan Semua Anggota Keluarga

Definisi rumah bukan sekadar bangunan fisik, melainkan keluarga yang hangat. Keluarga sepatutnya menjadi tempat paling nyaman untuk berlindung dan saling berbagi. Namun, perbedaan usia sering kali menimbulkan kendala yang mengganggu keharmonisan keluarga. Tak jarang para lansia merasa kesepian bahkan tidak bahagia ketika berada di tengah-tengah keluarga.

Sebenarnya, kebahagiaan tidak datang dengan sendirinya, melainkan harus diusahakan. Usia senja bukan halangan untuk meraih kebahagiaan. Lansia bisa hidup nyaman dan bahagia di tengah-tengah keluarga asalkan selalu menjalani hidup secara positif.

Ingin tahu apa saja hal baik yang membuat lansia makin bahagia dan harmonis dengan semua anggota keluarga? Inilah ulasan selengkapnya!

Hal Baik yang Membuat Lansia Makin Bahagia dan Harmonis dengan Keluarga

1. Jaga Kesehatan Secara Konsisten supaya Hidup Mandiri

Kualitas hidup yang menurun akibat faktor kesehatan kerap menjadi biang keladi penyebab lansia mudah mengalami perubahan suasana hati. Contohnya, lansia yang mengidap penyakit kronis seperti gangguan jantung dan diabetes lebih rentan depresi. Kecenderungan tersebut dapat terjadi karena kondisi tubuh yang kurang stabil menimbulkan ketidaknyamanan. Bahkan, depresi akan semakin parah jika lansia merasa dirinya tidak berguna atau tidak produktif akibat sakit yang diidapnya.

Kalau ingin menjadi lansia bahagia, setiap orang harus menjaga kesehatan secara konsisten sehingga bisa hidup mandiri sampai tua. Pola hidup sehat yang wajib dijalani sejak muda hingga memasuki masa lansia mencakup:

  • Konsumsi makanan dengan kandungan gizi seimbang agar kebutuhan tubuh selalu tercukupi.

  • Olahraga secara rutin minimal 150 menit per minggu.

  • Tidur cukup minimal 7 jam sehari.

  • Atasi atau hindari penyebab stres agar pikiran lebih tenang.

  • Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin (medical check up) supaya risiko penyakit bisa lekas ditangani sejak dini.

2. Gabung Komunitas agar Selalu Bersemangat dan Tidak Kesepian

Ketidakharmonisan lansia dan anggota keluarga lain juga dapat dipicu faktor kesepian. Ketika anggota keluarga lainnya beraktivitas di luar rumah selama seharian, para lansia sering merasa kesepian karena tidak punya teman berbagi cerita. Lebih parahnya lagi, anggota keluarga yang sibuk sering kali kehabisan energi ketika tiba di rumah.

Untuk mengantisipasi hal ini, alangkah lebih baik jika lansia bergabung dalam komunitas, contohnya komunitas hobi, olahraga, atau lingkungan tempat tinggal. Lansia yang punya banyak kegiatan positif di luar rumah akan merasa lebih bersemangat dan terbebas dari rasa kesepian. Bonusnya, para lansia pun bisa lebih produktif berkontribusi untuk perkembangan komunitasnya. Misalnya, rencana sesi latihan bersama atau kegiatan bakti sosial yang sarat manfaat.

3. Tekuni Hobi yang Bisa Dilakukan di Rumah

Kalau kondisi kesehatan lansia sudah tidak memungkinkan untuk beraktivitas di luar rumah, masih banyak alternatif kegiatan lain yang bisa dicoba. Lansia sangat disarankan menekuni hobi untuk mengisi waktu senggang. Selain ampuh mengusir rasa kesepian, hobi yang ditekuni secara konsisten juga baik untuk mencegah risiko demensia. Beberapa contoh hobi yang bisa dilakukan di rumah, antara lain memasak, berkebun, merawat hewan peliharaan, membaca buku, dan membuat kerajinan tangan.

4. Hormati Keputusan Pribadi Anggota Keluarga Lain

Konflik lansia dengan anggota keluarga lain sering berawal dari perasaan lebih tahu dan lebih senior daripada mereka yang lebih muda. Usia yang terus bertambah seiring berjalannya waktu memang membuat lansia kaya pengalaman hidup. Kendati demikian, bukan berarti hal tersebut patut dijadikan alasan oleh lansia untuk selalu bersikap menggurui dalam keluarga. Setiap keputusan pribadi yang diambil anggota keluarga lain mesti dihormati sebagai bagian dari hak individu. Sebagai orang yang paling senior dalam keluarga, lansia bisa memberikan nasihat untuk anggota keluarga lain dalam situasi mendesak atau ketika diminta.

5. Terbuka terhadap Perkembangan Teknologi

Kondisi lansia yang enggan mempelajari teknologi baru bisa membuat hubungan dengan keluarga jadi merenggang. Salah satu contoh konkretnya adalah ketidakmampuan lansia dalam menggunakan aplikasi chat sehingga sulit melakukan obrolan jarak jauh dengan anggota keluarga lain. Kendala ini bisa diatasi asalkan lansia terbuka terhadap perkembangan teknologi.

Pada umumnya, proses belajar teknologi memang terasa lebih sulit bagi lansia dibandingkan generasi muda. Namun, bukan berarti lansia tidak dapat memahami kecanggihan teknologi yang sedang berkembang. Sesekali tak ada salahnya meminta bantuan anggota keluarga untuk mengajarkan cara menggunakan produk berteknologi canggih. Selanjutnya, ulangi proses pembelajaran secara mandiri agar lekas mahir dan bisa melakukannya sendiri tanpa bantuan orang lain.

6. Cermat Menyikapi Berita yang Beredar di Masyarakat

Generasi muda kerap menganggap lansia menyebalkan karena terlalu serius menghadapi berita palsu (hoax) yang sedang beredar. Celakanya, kabar burung yang tak jelas kebenarannya tersebut kerap langsung diteruskan ke anggota keluarga atau teman-teman terdekat.

Era Internet of Things (IoT) memang membuat penyebaran informasi berlangsung sangat cepat. Oleh karena itu, lansia di zaman modern juga wajib menyikapi berita yang beredar secara cermat. Biasakan diri untuk menyimak informasi dari sumber yang valid, seperti TV, radio, atau akun media sosial yang reputasinya baik. Jangan biarkan diri sendiri terbiasa menyebarkan berita tanpa mencari tahu kebenarannya terlebih dahulu.

7. Lakukan Persiapan Finansial yang Memadai

Perasaan yang terlalu sensitif, rendah diri, dan risiko depresi pada lansia rentan terjadi akibat kondisi finansial yang tidak stabil. Tak sedikit lansia yang menganggap bahwa dirinya sudah tidak berharga setelah memasuki masa pensiun. Jadi, persiapan dana pensiun yang efektif wajib dilakukan supaya bisa menjalani usia senja dengan perasaan bahagia dan percaya diri.

Beberapa tips mengelola dana pensiun yang sebaiknya dilakukan sejak dini, antara lain:

  • Menyiapkan bujet untuk membeli rumah pribadi dan tabungan masa tua. Aset berupa rumah pribadi dan tabungan membuat lansia bisa hidup mandiri tanpa bergantung sepenuhnya kepada anak.

  • Mengalokasikan sebagian dana pensiun ke dalam instrumen investasi yang potensi keuntungannya cukup besar sekaligus minim risiko, misalnya logam mulia atau Saving Bond Ritel (SBR).

  • Menyisihkan sebagian dana pensiun untuk merintis bisnis. Dengan demikian, lansia tetap bisa memperoleh penghasilan pribadi dari bisnis tersebut pasca pensiun kerja.

  • Memilih asuransi kesehatan sesuai kebutuhan untuk melindungi diri sendiri dari berbagai risiko tidak terduga.

 

Kepemilikan asuransi kesehatan adalah salah satu upaya terbaik yang dapat lansia modern lakukan untuk melindungi diri sendiri dan keluarga. Risiko berupa gangguan kestabilan finansial keluarga akibat menanggung biaya pengobatan lansia pun dapat diminimalkan. Sebagai salah satu perusahaan asuransi terpercaya di tanah air, BCA Life memahami kebutuhan masyarakat modern sehingga berinisiatif menghadirkan asuransi BCA Life Perlindungan Kesehatan Ultima.

Ada beragam bentuk proteksi yang diberikan asuransi tersebut, antara lain manfaat rawat inap dan pembedahan, rawat jalan, perawatan penyakit kritis dan kecelakaan, serta santunan kematian. Manfaat tahunan perlindungan kesehatan yang bisa diperoleh dari asuransi BCA Life Perlindungan Kesehatan Ultima mencapai Rp15 miliar dengan booster manfaat tahunan hingga Rp45 miliar. Tak hanya cocok bagi lansia, asuransi tersebut juga dapat memproteksi seluruh anggota keluarga karena batas usia masuknya dimulai dari 30 hari.

Impian menjalani hari tua dengan rasa tenang dapat direalisasikan setelah melakukan berbagai persiapan dan adaptasi. Saatnya menjadi lansia bahagia yang hidup harmonis kala berdampingan dengan keluarga.





PT Asuransi Jiwa BCA (BCA Life)

Senantiasa Melindungi Anda #BCALife2023

PT Asuransi Jiwa BCA (BCA Life) berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan