Pola hidup sehat yang dijalani konsisten sejak muda memang efektif membuat lansia tetap bugar di usia senja. Apalagi saat ini informasi valid seputar mindful eating untuk lansia bisa diperoleh secara mudah melalui internet. Upaya hidup sehat tersebut juga harus diimbangi dengan hal penting lainnya, seperti minum obat sesuai anjuran dokter.
Perkembangan dunia medis dan farmasi berlangsung pesat selama beberapa dekade terakhir. Sayangnya, hingga saat ini masih banyak lansia yang takut berkonsultasi ke dokter dan berusaha menyembuhkan diri sendiri dengan minum obat sembarangan. Hari Farmasi Sedunia yang diperingati tanggal 25 September setiap tahun sepatutnya dijadikan momentum edukasi tentang pentingnya minum obat sesuai anjuran dokter.
Pengenalan tentang manfaat minum obat sesuai anjuran dokter kerap terhambat karena masih banyak orang takut ke dokter, khususnya kaum lansia. Beberapa alasan yang membuat lansia enggan ke dokter, antara lain:
Tidak siap atau takut menghadapi informasi tentang gangguan kesehatan yang sedang dialami.
Punya pengalaman buruk ketika mendapatkan pelayanan medis sehingga menimbulkan trauma.
Perasaan tidak nyaman saat harus menjalani serangkaian tes kesehatan, seperti pengambilan darah dan pemeriksaan berbagai bagian tubuh, khususnya organ reproduksi.
Khawatir dengan pertanyaan tenaga kesehatan (nakes) yang terkesan menyudutkan, misalnya mengenai kebiasaan merokok, pola makan, dan olahraga.
Sibuk beraktivitas sehingga tidak punya waktu untuk ke dokter. Antrean panjang dengan durasi lama turut membuat lansia semakin malas ke dokter.
Malas atau tidak mau minum obat dari dokter karena merasa skeptis dengan khasiatnya.
Galau karena menganggap biaya kesehatan sangat mahal dan membebani kondisi finansial pribadi.
Tekad bulat untuk berkonsultasi dengan dokter dan membahas gangguan kesehatan yang sedang dirasakan adalah sebuah keputusan tepat. Selanjutnya, para lansia modern juga wajib mengetahui fakta di balik mitos-mitos keliru seputar minum obat. Jangan sampai mitos tersebut menimbulkan ketakutan ketika harus menyembuhkan penyakit dengan mengkonsumsi obat sesuai anjuran dokter.
Sederet mitos keliru tentang minum obat yang kini masih dipercaya sebagian besar masyarakat, antara lain:
Faktanya, obat paten yang mahal dan obat generik yang harganya terjangkau memiliki manfaat kesembuhan yang sama. Jadi, kamu tak perlu membeli obat yang harganya super mahal hanya karena menganggap obat tersebut lebih manjur. Tak jarang pula obat-obatan dibanderol dengan harga jauh melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) sehingga harganya lebih mahal daripada obat sejenis.
Kondisi fisik dan kesehatan setiap orang tentu berbeda-beda sekalipun sedang mengidap penyakit yang sama, Itulah sebabnya satu jenis obat yang manjur untuk seseorang belum tentu pasti cocok dengan orang lain. Jangan meminta referensi obat dari orang lain karena gangguan kesehatan wajib dikonsultasikan ke dokter agar bisa memperoleh obat yang tepat.
Tak sedikit orang yang merasa harus minum obat lebih banyak karena konsumsi obat dosis kecil tidak memberikan efek kesembuhan. Mitos ini jelas sangat keliru karena tidak semua obat bisa dikonsumsi secara berlebihan. Konsumsi obat berlebihan tanpa pengawasan dokter malah rentan memicu efek samping berbahaya.
Mitos ini sering dipercaya oleh golongan lansia yang harus minum obat seumur hidup karena penyakit yang diidapnya, misalnya diabetes dan tekanan darah tinggi (hipertensi). Sebenarnya, minum obat rutin justru penting untuk menjaga kinerja ginjal dalam keadaan normal. Sebaliknya, tekanan atau gula darah yang tidak terkontrol karena tidak minum obat teratur justru memperberat kinerja ginjal hingga berisiko mengalami penurunan fungsi berujung gagal ginjal.
Tanaman herbal yang digunakan sebagai komposisi utama obat memang memiliki banyak manfaat kesehatan sekaligus minim efek samping. Kendati demikian, saat ini banyak oknum memproduksi dan mengedarkan obat herbal yang kandungannya terdiri dari berbagai zat kimia. Konsumsi obat herbal palsu dalam jangka panjang malah meningkatkan risiko komplikasi penyakit di kemudian hari. Kamu harus lebih cermat memilih obat-obatan herbal yang terdaftar di Departemen Kesehatan dan lolos uji Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk memastikan bahwa kandungannya aman bagi tubuh.
Pengalaman minum obat berujung kesembuhan meski tanpa konsultasi dan anjuran dokter sering membuat orang makin yakin mengulanginya lagi. Padahal, kebiasaan minum obat sembarangan dalam jangka panjang bisa menimbulkan beberapa dampak buruk bagi tubuh, yaitu:
Dampak buruk konsumsi obat sembarangan yang paling sering terjadi adalah keracunan. Gejalanya bervariasi tergantung kondisi fisik masing-masing orang, seperti mual dan muntah, diare, sakit kepala, keringat dingin dan demam, sesak nafas, dan kejang. Keracunan akibat konsumsi obat tanpa anjuran dokter harus lekas ditangani agar tidak menimbulkan akibat yang lebih fatal.
Mayoritas orang cenderung akan meminum obat berulang-ulang kali bila obat tersebut awalnya memberikan efek kesembuhan. Sebenarnya, kecenderungan ini tidak boleh dibiarkan begitu saja, apalagi bila obat tersebut didapatkan secara bebas tanpa resep dokter. Ada jenis obat tertentu yang konsumsinya tidak disarankan untuk jangka panjang karena mempunyai banyak efek samping berbahaya, seperti osteoporosis, kelebihan berat badan dan obesitas, serta kerusakan organ-organ tubuh.
Jika obat yang diminum sembarangan dalam jangka panjang berasal dari golongan antibiotik, maka kemungkinan tubuh pun jadi kebal terhadap manfaat antibiotik. Hal ini dapat terjadi kalau dosis dan jenis antibiotik yang dikonsumsi tidak sesuai dengan penyakit yang sedang diidap. Hasilnya, konsumsi antibiotik dosis tinggi pun tak mampu lagi menangkal penyakit dalam tubuh sehingga kesembuhan sulit dicapai.
Efek negatif menakutkan lainnya yang bisa terjadi bila minum obat sembarangan adalah penurunan fungsi ginjal. Beberapa golongan obat tertentu tidak boleh dikonsumsi dalam jangka panjang karena mengganggu aliran darah ke ginjal. Gangguan ini membuat ginjal harus bekerja ekstra keras menyaring darah sehingga lama-kelamaan fungsinya terganggu. Penurunan fungsi ginjal yang tidak lekas ditangani bisa menyebabkan gagal ginjal.
Kini, kamu paham kan kalau masalah kesehatan apapun sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter supaya kamu dapat memperoleh obat-obatan yang aman bagi kesehatan. Kalau saat ini kamu termasuk lansia sehat yang tidak mengalami dampak buruk minum obat sembarangan, berarti kamu patut bersyukur dan lebih perhatian terhadap kesehatanmu.
Wawasan tentang pentingnya minum obat sesuai anjuran dokter juga wajib diimbangi dengan proteksi terhadap risiko kesehatan tak terduga lainnya. Kepemilikan asuransi kesehatan merupakan hal penting yang mesti diupayakan untuk melindungi kamu dan keluarga dari risiko kesehatan dan finansial.
Salah satu rekomendasi asuransi kesehatan di Indonesia yang siap memberikan proteksi menyeluruh untukmu adalah BCA Life Perlindungan Kesehatan Ultima. Sebagai salah satu perusahaan asuransi terkemuka di tanah air, BCA Life konsisten memenuhi kebutuhan masyarakat melalui asuransi berkualitas. BCA Life Perlindungan Kesehatan Ultima hadir dengan berbagai proteksi, seperti manfaat rawat jalan dan rawat inap, pembedahan, perawatan penyakit kritis, dan kecelakaan.
Asuransi ini bukan hanya diperuntukkan bagi generasi muda karena usia masuk pesertanya mencapai 70 tahun dengan masa pertanggungan yang bisa diperpanjang hingga 99 tahun. Raih manfaat proteksi BCA Life Perlindungan Kesehatan Ultima agar kamu jadi lansia modern yang hidup sehat, tenang, dan bahagia.
PT Asuransi Jiwa BCA (BCA Life) berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
Copyright © 2024 PT Asuransi Jiwa BCA
Kebijakan Privasi NOW Kebijakan Privasi Kebijakan Keamanan Data Syarat dan Ketentuan