Investasi hanya soal uang, tapi juga soal kepastian dan ketenangan dalam menghadapi kebutuhan jangka panjang. Investasi yang dirancang dengan baik bisa membantu kamu dan keluarga mewujudkan beragam tujuan penting, seperti persiapan pendidikan anak dan tabungan di hari tua. Oleh karena itu, penting merancang strategi keuangan yang selaras dengan kebutuhan keluarga. Berikut langkah-langkah yang bisa kamu lakukan.
Langkah pertama adalah menyepakati tujuan finansial bersama pasangan. Apakah keluarga kamu ingin memiliki rumah sendiri dalam lima tahun ke depan? Atau sedang mempersiapkan dana pendidikan untuk anak yang kini masih balita?
Menentukan tujuan seperti ini akan membantu kamu menetapkan jangka waktu dan besaran dana yang dibutuhkan. Tujuan keuangan umumnya dibagi dalam tiga kategori: jangka pendek (kurang dari 3 tahun), menengah (3–5 tahun), dan panjang (lebih dari 5 tahun). Adanya kejelasan tujuan, proses memilih investasi akan lebih terarah.
Setelah tujuan ditentukan, buatlah rencana keuangan yang realistis dan terukur. Hitung pendapatan rutin keluarga, lalu petakan pengeluaran bulanan termasuk cicilan, kebutuhan pokok, dan pengeluaran tak terduga.
Dari situ, kamu bisa menentukan berapa persen dari pendapatan yang bisa dialokasikan untuk investasi. Idealnya, alokasi investasi berkisar antara 10–30% dari pendapatan bersih, tergantung situasi keuangan keluarga.
Setiap keluarga memiliki toleransi risiko yang berbeda. Kamu perlu memahami apakah keluarga kamu cenderung konservatif (menghindari risiko), moderat (siap ambil sedikit risiko demi imbal hasil sedang), atau agresif (bersedia ambil risiko tinggi untuk potensi keuntungan besar).
Pemahaman ini akan membantu menentukan jenis investasi yang cocok. Misalnya, keluarga konservatif mungkin lebih cocok berinvestasi di deposito atau reksa dana pasar uang, sementara keluarga dengan profil agresif bisa menjajaki saham atau properti.
Tujuan yang berbeda membutuhkan pendekatan investasi yang berbeda pula. Misalnya, reksa dana campuran atau saham bisa jadi pilihan untuk investasi dana pendidikan anak dalam 10 tahun ke depan. Sementara itu, dana darurat sebaiknya disimpan dalam bentuk yang likuid seperti tabungan atau reksa dana pasar uang. Jika untuk kebutuhan pensiun, investasi jangka panjang seperti saham atau properti bisa jadi opsi karena memiliki potensi pertumbuhan yang signifikan.
Situasi keuangan keluarga bisa berubah karena berbagai faktor seperti kelahiran anak, pindah pekerjaan, atau krisis ekonomi. Oleh karena itu, penting meninjau portofolio investasi secara berkala, setidaknya satu kali dalam setahun. Proses peninjauan ini bermanfaat untuk melihat apakah strategi investasi yang kamu jalankan masih sejalan dengan target keluarga dan situasi ekonomi terkini. Bila ada perubahan besar, jangan ragu untuk menyesuaikan arah investasimu.
Adanya perencanaan yang matang dan pemilihan instrumen investasi yang sesuai, kamu bisa membantu keluargamu mencapai tujuan finansial secara aman dan berkelanjutan. Perlu diingat, tujuan utama dari berinvestasi bukan sekadar mengejar kekayaan secepat mungkin, melainkan mempersiapkan diri dan keluarga agar lebih siap menghadapi masa depan secara finansial.
PT Asuransi Jiwa BCA berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan