Tahukah kamu kalau tanggal 27 September setiap tahun diperingati sebagai Hari Pariwisata Dunia?
Momentum hari wisata sedunia tersebut tentu bukan sekadar tentang pergantian tren destinasi liburan dari waktu ke waktu. Banyak hal seputar tempat wisata yang patut mendapat perhatian dan penanganan khusus supaya potensinya maksimal tanpa menyampingkan kenyamanan.
Sekarang, informasi seputar objek wisata yang sedang populer sangat mudah menyebar melalui internet. Tak jarang info tersebut menimbulkan rasa penasaran yang membuatmu tak sabar ingin mendatanginya. Berkunjung ke destinasi wisata yang hits tentu boleh-boleh saja. Namun, kamu harus ekstra cermat agar rencana healing tidak gagal akibat overtourism.
Istilah overtourism digunakan untuk mendefinisikan situasi suatu tempat wisata yang terlalu ramai atau padat dari persepsi masyarakat lokal maupun wisatawan. Hal tersebut tentu membuat pengalaman wisata jadi kurang nyaman bahkan terasa sangat buruk hingga menimbulkan rasa kapok.
Ada beberapa tanda yang menunjukkan fenomena overtourism pada suatu tempat wisata, yaitu:
Kondisi objek wisata terlalu penuh oleh wisatawan. Bahkan, jumlah pengunjung yang membludak tetap terjadi di luar hari libur.
Info seputar keberadaan tempat wisata tersebut mulai viral di media sosial sehingga banyak orang berencana mengunjunginya.
Masyarakat lokal berlomba mengubah rumahnya menjadi penginapan, lokasi parkir, atau toilet umum.
Keadaan lingkungan hidup di sekitar destinasi wisata jadi memprihatinkan, contohnya taman bunga yang rusak karena diinjak-injak atau satwa endemik mulai langka.
Jalanan mengalami kemacetan lalu lintas yang semakin parah sehingga waktu tempuh perjalanan menjadi lebih panjang.
Kemunculan masalah sosial ekonomi lainnya, seperti jumlah pencopet dan pengemis yang meningkat drastis, sampah berserakan, dan oknum penipu dengan berbagai modus untuk menjebak wisatawan.
Overtourism tak boleh dibiarkan berlarut-larut karena menimbulkan beragam dampak buruk sebagai berikut:
Jumlah wisatawan yang terus mengalami peningkatan di suatu destinasi wisata jelas membuat kepadatan di kawasan tersebut semakin tinggi. Bahkan, bukan mustahil jika banyak wisatawan yang memutuskan tinggal menetap dalam jangka waktu cukup lama. Akibatnya, masyarakat lokal dan wisatawan sama-sama merasa kurang nyaman di lokasi yang sama.
Risiko polusi udara, air, dan suara juga turut meningkat di kawasan yang overtourism akibat mobilitas wisatawan dan masyarakat lokal yang semakin tinggi. Hal ini tentu memperburuk kualitas lingkungan hidup di tempat tersebut.
Efek negatif yang satu ini sangat merugikan masyarakat lokal yang bermukim di sekitar destinasi wisata. Pada umumnya, produk dan jasa yang dijual untuk wisatawan dibanderol dengan harga tinggi. Kendati demikian, produk dan jasa tersebut tetap diminati karena tergolong kebutuhan selama berwisata. Akibatnya, kelangkaan produk dan jasa pun tidak dapat dihindari sehingga masyarakat lokal pun terpaksa mengeluarkan biaya ekstra demi memenuhi kebutuhannya.
Dampak lainnya yang sulit dihindari ketika suatu tempat mengalami overtourism adalah kerusakan lingkungan secara masif. Tak sedikit destinasi wisata yang mengalami kerusakan lahan hijau dan erosi karena ulah wisatawan yang mengabaikan pelestarian lingkungan. Lebih parahnya lagi, lingkungan yang rusak membuat keseimbangan ekosistem terganggu sehingga risiko kepunahan flora dan fauna endemik semakin tinggi.
Bukan rahasia lagi bila lonjakan wisatawan di tempat wisata juga dibarengi dengan tingkat kriminalitas yang semakin tinggi. Selain pencopetan dan prostitusi, penipuan dengan aneka modus pun kerap terjadi di berbagai destinasi wisata terkenal. Polisi pun sering kewalahan mengatasi tindak kriminal yang berlangsung masif di tempat wisata yang padat.
Ledakan jumlah wisatawan turut berpengaruh terhadap kelestarian budaya lokal. Banyak wisatawan bertindak seenaknya di tempat umum sehingga tidak menghormati norma yang berlaku. Salah satu contoh konkretnya adalah wisatawan asing di Bali yang mengendarai motor ugal-ugalan dengan pakaian serba minim. Perilaku tersebut tentu sangat mengganggu dan tidak patut diteladani siapa pun, terutama masyarakat lokal. Bukan mustahil jika norma serta budaya lokal lambat laun hilang karena tidak dilestarikan dan terganggu oleh aktivitas wisatawan.
Semua dampak buruk overtourism jelas berimbas pada citra destinasi wisata secara keseluruhan. Tempat wisata tersebut rentan dipandang buruk karena dianggap kurang mampu memberikan pengalaman liburan yang menyenangkan. Opini ini bisa berkembang semakin parah bila terjadi pada tempat wisata bertaraf internasional yang sering dikunjungi wisatawan mancanegara.
Kamu tentu ingin merasakan sensasi berlibur yang nyaman dan menyenangkan, baik ketika mencoba pengalaman solo traveling maupun liburan dengan orang-orang terdekat. Tak perlu terlalu resah dengan masalah overtourism karena kamu bisa melakukan beberapa hal ini untuk menghindarinya:
Hal pertama yang wajib kamu lakukan jika ingin pergi berlibur adalah mencari info seputar tempat wisata dengan seksama. Jika punya anggota keluarga, teman, atau kenalan lain yang tinggal di dekat destinasi wisata, cobalah menanyakan tentang destinasi wisata tersebut secara rinci. Kiat sederhana ini akan membantumu menghindari momen kepadatan tempat wisata yang mengganggu.
Tunda rencana bepergian ke destinasi wisata yang sedang viral meskipun tempat tersebut terlihat sangat menarik. Penundaan ini sebaiknya dilakukan beberapa bulan untuk menunggu popularitasnya kembali normal dan jumlah wisatawan tidak berlebihan.
Salah satu cara paling sederhana yang ampuh untuk menghindari overtourism adalah berwisata di luar musim liburan. Momen hari raya, liburan anak sekolah, dan libur akhir tahun jelas membuat berbagai destinasi wisata jadi super padat. Alangkah lebih baik jika realisasi rencana liburan dilakukan di hari kerja agar kamu bisa merasakan pengalaman berwisata lebih nyaman.
Satu lagi hal krusial yang mesti kamu lakukan adalah menyiapkan rencana alternatif untuk menyikapi tempat wisata overtourism. Carilah alternatif tempat wisata yang lebih nyaman dan tidak terlalu padat jika nyatanya kamu telanjur singgah ke destinasi yang kepadatan wisatawannya berlebihan. Usahakan memprioritaskan destinasi alternatif yang lokasinya tidak terlalu jauh dari tujuan awal sehingga kamu tidak menghabiskan banyak waktu dalam perjalanan.
Mulai sekarang, sebaiknya kamu lebih teliti memilih tujuan liburan supaya terhindar dari jebakan overtourism. Jangan sampai rencana bersenang-senang jadi batal hanya karena suasana tempat wisata yang jauh dari kata layak. Setelah menentukan destinasi yang tepat, maka selanjutnya kamu harus fokus menyiapkan bujet yang memadai agar rencana liburan bisa segera diwujudkan.
Bujet liburan rutin sebagai bentuk apresiasi terhadap diri sendiri memang penting. Namun, jangan sampai kamu melupakan hal krusial lainnya dalam hidup, salah satunya yaitu kepemilikan asuransi kesehatan. Liburan sangat bermanfaat bagi kesehatan mental, sedangkan asuransi kesehatan berfungsi sebagai mitigasi risiko dalam menjalani hidup.
Kini, proteksi dari asuransi berkualitas seperti BCA Life Perlindungan Kesehatan Ultima siap melindungi kesehatan dan kestabilan kondisi finansial di masa kini dan masa depan. Rekomendasi asuransi kesehatan dari BCA Life ini menyediakan sejumlah bentuk perlindungan berupa manfaat penggantian rawat inap, rawat jalan, pembedahan, perawatan penyakit kritis, dan kecelakaan.
Wilayah pertanggungan BCA Life Perlindungan Kesehatan Ultima mencakup rumah sakit di seluruh dunia (kecuali Amerika Serikat) sehingga membuatmu leluasa menentukan yang terbaik. Rasakan ketenangan batin secara maksimal jika rutin menikmati aktivitas berlibur sekaligus cermat menyiapkan proteksi kesehatan untuk diri sendiri dan keluarga.
Dipasarkan melalui Bancassurance
PT Asuransi Jiwa BCA (BCA Life) berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
Copyright © 2024 PT Asuransi Jiwa BCA
Kebijakan Privasi NOW Kebijakan Privasi Kebijakan Keamanan Data Syarat dan Ketentuan