Artikel: Beranda Tahapan KehidupanMasa Lajang
Tahapan Kehidupan

Tingkatkan Kesadaran Mengantisipasi Risiko Stroke di Usia Muda

Usia muda jadi masa emas bagi semua orang untuk menggapai cita-cita sekaligus bersenang-senang. Kamu bebas melakukan kegiatan apa pun asalkan positif dan bermanfaat. Di sisi lain, jangan lupa bahwa kamu juga wajib menjaga kesehatan karena muda bukan berarti bebas risiko penyakit. Salah satu penyakit yang identik dengan lansia tetapi nyatanya juga bisa dialami kaum muda adalah stroke.

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia menunjukkan jumlah pengidap stroke pada rentang usia 18 hingga 50 tahun mengalami peningkatan sebanyak 10% sampai 15% per tahun. Fenomena ini membuat generasi muda harus lebih cermat mengantisipasi risiko stroke sejak dini supaya terhindar dari ancaman penyakit tersebut.

Definisi dan Gejala Stroke

Stroke adalah gangguan suplai darah ke otak akibat pembekuan darah (iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (hemoragik) di otak. Serangan stroke dapat menyebabkan kematian sel-sel otak dalam hitungan menit. Kondisi itulah yang membuat bagian-bagian tubuh yang dikontrol sel otak tersebut mengalami penurunan bahkan hilang fungsi.

Dahulu, mayoritas pengidap stroke adalah lansia yang mengalami penurunan gangguan pembuluh darah otak seiring bertambahnya usia. Namun, kini generasi muda juga semakin rentan stroke karena pengaruh pola hidup tidak sehat.

Beberapa Gejala Serangan Stroke yang Harus Diperhatikan

Serangan stroke ditandai beberapa gejala berikut ini:

  • Sakit kepala hebat yang belum pernah dirasakan sebelumnya ditambah gangguan keseimbangan, seperti tubuh seakan berputar atau gerakan tubuh sulit dikontrol. Hal ini juga membuat tubuh terasa sempoyongan hingga rentan jatuh ketika beraktivitas.

  • Mulut miring ke salah satu sisi serta tiba-tiba mudah tersedak ketika makan atau minum.

  • Gerakan pada salah satu sisi tubuh melemah, misalnya bagian kanan atau kiri saja. Gejala ini juga membuat pengidap stroke jadi kesulitan berjalan.

  • Kesemutan, kebas, atau mati rasa pada salah satu sisi tubuh.

  • Cara bicara menjadi tidak jelas (pelo), susah berbicara, dan atau sulit memahami kata-kata orang lain.

  • Gangguan pada salah satu fungsi panca indra atau lebih.


Penyebab Stroke di Usia Muda yang Wajib Diwaspadai

Pada umumnya, stroke di usia muda dulu lebih banyak terjadi karena beberapa penyakit berikut ini:

1. Gangguan Jantung Bawaan

Penyakit jantung ini merupakan kelainan bawaan yang terjadi sejak lahir atau ketika seseorang mengalami masa tumbuh kembang. Jenis gangguan jantung bawaan penyebab stroke sangat beragam, salah satunya yaitu lubang kecil di dua atrium jantung yang tidak menutup ketika lahir (disebut patent foramen ovale). Gangguan ini tak cuma membuat darah yang mengandung oksigen bercampur dengan darah minim oksigen, tetapi juga menyebabkan berkurangnya aliran oksigen di otak.

2. Anemia Sel Sabit

Sel-sel darah abnormal yang berbentuk bulan sabit rentan menyebabkan terbentuknya gumpalan darah dalam tubuh. Kelainan tersebut akan mengakibatkan stroke bila penggumpalan darah terjadi di otak hingga mengalami aliran darah.

3. Gegar Otak

Gegar otak adalah cedera berat pada kepala akibat pukulan atau benturan keras. Situasi ini dapat membentuk gumpalan darah di otak yang turut memicu stroke. Itulah sebabnya orang yang mengalami kecelakaan di bagian kepala berisiko mengalami gangguan fungsi anggota gerak tubuh bahkan kehilangan kesadaran.

Sekarang, stroke di usia muda mayoritas disebabkan pola hidup kurang sehat yang dilakukan terus-menerus dalam jangka panjang, antara lain:

  • Konsumsi makanan dengan kandungan gizi kurang seimbang, yaitu tinggi kalori, tinggi lemak, dan tinggi natrium. Akibatnya, tubuh jadi rentan kelebihan berat badan atau obesitas sehingga risiko penyakit pemicu stroke seperti kolesterol tinggi, pengerasan pembuluh darah, dan hipertensi makin meningkat.

  • Gaya hidup minim gerak (sedentary lifestyle), terutama ketika sudah memasuki usia produktif. Kesibukan kerja atau bisnis sering dijadikan alasan untuk malas bergerak.

  • Sangat jarang bahkan tidak pernah berolahraga.

  • Gangguan kualitas dan durasi tidur.

  • Tingkat stres tinggi yang mengakibatkan gangguan daya tahan tubuh dan fungsi organ.

  • Kebiasaan mengonsumsi rokok dan alkohol.

  • Penyalahgunaan obat-obatan, seperti steroid, kokain, dan methamphetamine.

Tips Ampuh Mengurangi Risiko Stroke

Jangan biarkan stroke mengintai kesehatanmu di usia produktif. Risiko penyakit degeneratif tersebut dapat ditekan dengan menjalani beberapa tips ini:

1. Konsumsi Makanan Bergizi Seimbang

Cara paling mudah untuk meminimalkan risiko stres dimulai dari menjalani pola makan sehat. Biasakan dirimu mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang tanpa kalori, lemak, dan natrium berlebihan. Utamakan bahan-bahan makanan alami yang bebas zat aditif (bahan tambahan perasa, pewarna, penambah aroma, dan pengawet). Konsumsi makanan alami dengan gizi seimbang dalam jangka panjang akan membuat kesehatan tubuh terjaga.

2. Batasi Asupan Garam

World Health Organization (WHO) menganjurkan konsumsi natrium di bawah 2.000 mg atau kurang dari 5 gr per hari yang setara dengan 1 sendok teh garam. Batas konsumsi tersebut penting untuk dipatuhi karena bermanfaat meminimalkan risiko hipertensi. Rencana membatasi asupan garam membuatmu harus ekstra waspada ketika mengonsumsi makanan cepat saji dan camilan dalam kemasan karena jenis makanan tersebut mengandung natrium dalam jumlah banyak.

3. Lakukan Diet Sehat

Kalau kamu sudah kelebihan berat badan atau obesitas, cobalah menjalani diet sehat secara konsisten. Diet bukan berarti menghindari mengonsumsi sumber karbohidrat dan lemak, melainkan membatasi jumlahnya supaya tidak berlebihan. Awali dengan membatasi asupan kalori agar jumlah kalori yang masuk lebih sedikit daripada kalori yang keluar. Jangan lupa pula mengimbangi pembatasan asupan kalori dengan olahraga supaya cadangan lemak tubuh berkurang sedikit demi sedikit dan berat badan pun mulai turun. Berat badan yang berangsur-angsur ideal turut membuat tekanan darah menjadi normal dan kondisi pembuluh darah pun jadi lebih sehat.

4. Olahraga Secara Teratur

Olahraga bukan hanya wajib dilakukan orang yang kelebihan berat badan atau obesitas, melainkan semua orang termasuk yang berat badannya ideal. World Health Organization (WHO) merekomendasikan olahraga dengan durasi minimal 150 menit per minggu yang bisa dibagi menjadi beberapa sesi.

Bila kamu sudah terbiasa berolahraga, maka kamu bisa meningkatkan intensitas dan durasinya secara bertahap untuk membangun ketahanan fisik yang lebih maksimal. Pilihlah olahraga yang paling kamu sukai agar kamu lebih bersemangat ketika menjalaninya. Kalau mulai bosan dengan satu jenis olahraga, kamu dapat mencoba alternatif lainnya sebagai selingan.

5. Kualitas Tidur yang Baik dan Manajemen Stres yang Efektif

Langkah berikutnya yang krusial untuk meminimalkan risiko stroke adalah meningkatkan kualitas tidur serta manajemen stres secara efektif. Idealnya, orang dewasa butuh waktu tidur 7 hingga 8 jam per hari. Tidur yang cukup sangat penting untuk kesehatan otak dan membuat nafsu makan terkendali. Di samping itu, kamu juga harus melakukan manajemen stres yang efektif agar terhindar dari risiko stroke. Selesaikan masalah penyebab stres atau jauhi agar kondisi psikis lebih tenang.

6. Hentikan Kebiasaan Buruk Pemicu Stroke

Satu lagi upaya yang wajib kamu lakukan untuk mengurangi risiko stroke adalah menghentikan kebiasaan buruk yang jadi pemicunya, yaitu konsumsi alkohol, rokok, dan penyalahgunaan obat. Alkohol, rokok, dan obat-obatan tanpa resep dokter mengandung zat kimia yang melemahkan daya tahan tubuh sehingga berisiko menyebabkan stroke dan gangguan kesehatan lainnya.

7. Periksa Tekanan Darah Secara Rutin

Cara ampuh lainnya yang berfungsi mencegah risiko hipertensi adalah periksa tekanan darah secara rutin. Batas normal tekanan darah orang dewasa berkisar di angka 120/80 mmHg. Kamu harus lebih berhati-hati bila kerap menemukan kondisi tekanan darah relatif tinggi ketika melakukan pemeriksaan teratur. Pasalnya, tekanan darah tinggi merupakan salah satu faktor pemicu stroke yang jarang disadari sehingga rentan menimbulkan akibat fatal. Jika tekanan darah tinggi sudah terdeteksi sejak dini, maka kamu bisa lekas mengantisipasinya agar tekanan darah kembali normal dan risiko stroke berkurang drastis.

Stroke merupakan penyakit kritis yang butuh perawatan intensif untuk meminimalkan efek sampingnya sehingga kepulihan dapat terwujud. Selain menjalani hidup sehat secara disiplin sebagai upaya pencegahan, kamu juga wajib menyiapkan antisipasi jika seandainya stroke telanjur menyerang.

Kepemilikan asuransi kesehatan menjadi salah satu bentuk antisipasi yang dapat membantumu menanggulangi stroke di usia muda. Sekarang, asuransi BCA Life Perlindungan Kesehatan Ultima siap memberikan manfaat proteksi untuk risiko stroke dan sejumlah penyakit kritis lainnya sesuai kesepakatan pada polis. Selain memberikan perlindungan terhadap penyakit kritis, sejumlah manfaat lainnya seperti penggantian biaya rawat inap, pembedahan, rawat jalan, dan kecelakaan juga bisa kamu peroleh dari asuransi BCA Life tersebut.

Mari telusuri info tentang asuransi kesehatan BCA Life secara rinci agar kamu makin mantap memilihnya untuk melindungi kesehatan dan kondisi finansialmu. Hidup sehat yang didukung proteksi dari asuransi kesehatan berkualitas membuatmu leluasa mengisi masa muda secara produktif dan bahagia.



PT Asuransi Jiwa BCA

Senantiasa Melindungi Anda #JanganTungguNanti

PT Asuransi Jiwa BCA berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan

Copyright © 2025 PT Asuransi Jiwa BCA

Kebijakan Privasi NOW Kebijakan Privasi Syarat dan Ketentuan