Artikel: Beranda Tahapan KehidupanMasa Pensiun
Tahapan Kehidupan

Biar Tidak Cedera Ini Cara Joging yang Benar untuk Usia Lanjut

Joging sudah menjadi pilihan banyak orang untuk menjaga kebugaran, termasuk para lansia yang ingin tetap aktif dan sehat. Selain praktis, kegiatan ini bisa dilakukan kapan saja tanpa perlu peralatan mahal. 

Namun, meski terlihat sederhana, ada beberapa kesalahan umum yang sering terjadi saat joging, dan jika dibiarkan, justru bisa menyebabkan cedera atau menurunkan manfaat dari olahraga ini. Menjaga kebugaran setelah pensiun memang penting, supaya joging tetap aman dan menyenangkan, yuk simak beberapa kesalahan yang sering tidak disadari ini.

1. Lupa Pemanasan dan Pendinginan Tubuh

Antusiasme yang tinggi sering kali membuat seseorang langsung berlari tanpa melakukan pemanasan. Padahal, tubuh perlu diberi waktu untuk menyesuaikan diri sebelum mulai bergerak intens. Gerakan ringan seperti jalan kaki santai, ayunan tangan, atau putaran leher bisa membantu meningkatkan sirkulasi darah dan mempersiapkan otot.


Setelah selesai, tubuh juga perlu kembali ke kondisi normal secara perlahan. Pendinginan seperti berjalan pelan atau peregangan ringan dapat mengurangi risiko otot kaku keesokan harinya. Mengabaikan langkah ini sering membuat tubuh lebih cepat lelah atau bahkan berisiko cedera otot.

2. Memakai Sepatu yang Tidak Sesuai

Tak semua sepatu olahraga cocok digunakan untuk joging. Memilih alas kaki yang pas bukan cuma soal kenyamanan, tetapi juga berpengaruh pada postur lari dan beban pada lutut serta pergelangan kaki. Sepatu yang sudah terlalu lama dipakai atau tidak dirancang khusus untuk lari dapat menyebabkan rasa sakit, bahkan memicu cedera jangka panjang.


Disarankan memilih sepatu lari dengan bantalan yang cukup dan bentuk sol yang mendukung pergerakan kaki secara alami. Perhatikan pula usia sepatu—idealnya, sepatu lari diganti setelah menempuh jarak sekitar 500–800 km.

3. Mengabaikan Teknik Napas yang Benar

Cara bernafas saat lari sangat mempengaruhi ketahanan tubuh. Banyak orang mengambil napas pendek lewat dada, yang menyebabkan cepat ngos-ngosan. Sebenarnya, napas melalui hidung lalu dikeluarkan lewat mulut sambil melibatkan diafragma jauh lebih efektif.


Pola pernapasan ritmis, seperti menghirup selama dua langkah dan menghembuskan selama dua langkah, bisa membantu tubuhmu mendapat suplai oksigen yang stabil. Teknik ini juga membantu menghindari nyeri perut sebelah yang sering muncul saat lari terlalu lama.

4. Lari Terlalu Cepat di Awal

Merasa penuh semangat saat memulai olahraga memang hal yang wajar. Namun, memulai joging dengan kecepatan tinggi justru bisa menguras tenaga terlalu cepat. Tubuh memerlukan waktu untuk menyesuaikan irama dan ritme. Saat terlalu cepat di awal, biasanya seseorang akan merasa lelah bahkan sebelum mencapai setengah dari target.


Sebagai gantinya, mulailah dengan kecepatan rendah, lalu tingkatkan perlahan-lahan. Fokus utama bagi pensiunan bukan kecepatan, tetapi konsistensi dan kenyamanan. Dengan begitu, tubuh tetap bugar tanpa dipaksa berlebihan.

5. Tidak Memberi Waktu Istirahat yang Cukup bagi Tubuh

Latihan rutin memang baik, tapi tubuh tetap butuh jeda untuk memulihkan diri. Jika joging dilakukan setiap hari tanpa istirahat, otot akan kesulitan melakukan regenerasi. Hasilnya, bukannya makin bugar, yang terjadi justru kelelahan berkepanjangan atau bahkan cedera.


Idealnya, sisipkan waktu istirahat aktif, misalnya jalan santai atau bersepeda ringan setiap beberapa hari sekali. Dengarkan tubuh sendiri. Kalau terasa nyeri atau lelah berlebihan, itu tanda tubuh perlu rehat.


Melakukan joging secara rutin memang membawa banyak manfaat bagi kesehatan fisik maupun mental, terutama bagi para pensiunan yang ingin tetap aktif dan menikmati masa tua dengan penuh semangat. 

Namun, penting untuk tetap memperhatikan hal-hal sederhana seperti pemanasan, pemilihan sepatu yang tepat, dan teknik lari yang benar agar aktivitas ini tetap aman dan nyaman. Ketiga faktor tersebut menjadi kunci agar kegiatan lari bisa memberikan manfaat maksimal tanpa meningkatkan risiko cedera.

Sejalan dengan semangat hidup sehat hingga hari tua, kamu juga bisa melengkapi rutinitas aktifmu dengan perlindungan menyeluruh dari BCA Life Perlindungan Kesehatan Ultima

Produk ini hadir sebagai bentuk nyata perhatian terhadap kesehatan di masa depan, dengan manfaat hingga Rp15 miliar per tahun yang mencakup biaya rawat inap, pembedahan, penanganan penyakit kritis, hingga risiko kecelakaan. Menariknya lagi, kini kamu juga bisa beli asuransi online secara praktis dan mengelola semuanya melalui satu aplikasi. 

Mulai dari memantau informasi polis hingga klaim mudah via aplikasi, semuanya dirancang agar kamu tetap tenang menjalani hari-hari dengan aktif. Ini adalah pilihan tepat bagi kamu yang mencari asuransi kesehatan, asuransi jiwa, sekaligus solusi perlindungan jangka panjang atau asuransi untuk masa depan.

PT Asuransi Jiwa BCA

Senantiasa Melindungi Anda #JanganTungguNanti

PT Asuransi Jiwa BCA berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan

Copyright © 2025 PT Asuransi Jiwa BCA

Kebijakan Privasi NOW Kebijakan Privasi Syarat dan Ketentuan