Tahapan Kehidupan

Trik Jitu Mengantisipasi Risiko Layoff Besar-besaran di Tempat Kerja

Jumlah pekerja yang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pada semester pertama 2024 mencapai angka 32.064 orang berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Kemenaker RI). Nilai tersebut menunjukkan peningkatan sebesar 21,4% dibandingkan tahun 2023 yang hanya mencapai 26.400 orang. Itulah sebabnya PHK atau layoff menjadi mimpi buruk bagi sebagian besar orang yang berprofesi sebagai pekerja. Risiko layoff tentu membuat siapa pun harus waspada dan melakukan langkah antisipasi efektif.

Apakah kamu termasuk orang yang berprofesi sebagai pekerja?

Jika iya, berarti kamu patut menyiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan terburuk di masa depan berupa pemutusan hubungan kerja. Niscaya langkah antisipasi tersebut membuatmu tidak terpuruk ke titik terendah bila mengalami layoff.

Fenomena Layoff di Kalangan Perusahaan Besar dan Startup

Layoff besar-besaran di kalangan perusahaan besar maupun perusahaan rintisan (startup) berlangsung akibat beberapa faktor yang saling berkaitan, yaitu:

  • Mayoritas startup berkembang pesat di masa pandemi karena saat itu perilaku konsumen cenderung mengandalkan sistem online untuk aktivitas sehari-hari. Hal tersebut membuat sejumlah startup melakukan perekrutan dan ekspansi bisnis secara masif. Sayangnya, masyarakat kembali beralih ke sistem offline ketika pandemi usai sehingga omzet startup turun drastis bahkan tak sanggup mempertahankan eksistensi bisnis.

  • Daya beli masyarakat cenderung menurun karena pendapatan stagnan tetapi harga kebutuhan pokok semakin melesat. Kondisi ini jelas membuat perusahaan besar dan startup gagal mencapai target bisnis. Akibatnya, perusahaan-perusahaan tersebut mengambil keputusan efisiensi biaya secara maksimal yang berujung pada tindakan PHK.

  • Perusahaan besar dan startup menganggap Upah Minimum Regional (UMR) di beberapa kota besar sudah terlalu tinggi. Oleh sebab itu, upaya efisiensi dilakukan dengan memindahkan proses bisnis ke daerah yang UMR-nya lebih rendah. Tentu saja keputusan ini menyebabkan layoff besar-besaran makin marak di kawasan perkotaan.

Tanda-Tanda Perusahaan Berencana Melakukan Layoff

Rencana layoff yang hendak dilakukan perusahaan dalam waktu dekat dapat diindikasikan melalui tanda-tanda berikut ini:

  • Perusahaan tiba-tiba merger atau diakuisisi perusahaan lain. Pada umumnya, pihak manajemen baru yang mengelola perusahaan hasil merger atau akuisisi akan mengambil kebijakan layoff demi memaksimalkan efisiensi biaya.

  • Gagal mencapai target finansial selama berbulan-bulan sehingga kestabilan kondisi keuangan perusahaan sangat terganggu.

  • Pemotongan anggaran berlangsung di berbagai sektor internal perusahaan, misalnya pemangkasan gaji, peniadaan biaya entertainment untuk klien, atau penghapusan sistem insentif bagi karyawan.

  • Perilisan produk atau layanan baru yang sudah terjadwal sejak jauh hari malah mengalami penundaan tanpa sebab yang jelas. Tanda yang satu ini biasanya dilakukan karena perilisan produk atau layanan baru dianggap kurang bermanfaat atau akan dilakukan tim manajemen baru.

  • Sosok penting yang berada dalam tim manajemen kalangan atas (top management) memutuskan resign. Situasi ini biasanya terjadi karena top management sudah mengidentifikasi gangguan bisnis pada perusahaan sejak jauh hari.

  • Struktur organisasi perusahaan mengalami perubahan terus-menerus, khususnya dalam kurun waktu satu tahun terakhir. Tanda layoff ini berlangsung jika kalangan top management mengundurkan diri dari perusahaan sehingga kekosongan jabatan patut lekas diisi.

  • Proses rekrutmen dihentikan untuk sementara waktu tanpa batasan yang jelas. Namun, indikasi ini tidak bersifat mutlak karena nyatanya ada perusahaan besar atau startup yang tetap melakukan perekrutan sebelum layoff besar-besaran beberapa bulan kemudian.

Persiapan Pribadi untuk Mengantisipasi Layoff saat Bekerja

Perjalanan karier memang tidak selalu berlangsung mulus sesuai impian. Risiko layoff akibat iklim bisnis yang tidak menentu mesti diwaspadai setiap saat. Beberapa persiapan pribadi yang wajib kamu lakukan untuk mengantisipasi layoff ketika bekerja adalah sebagai berikut:

1. Menyisihkan dana darurat secara rutin

Dana darurat adalah salah satu alokasi pendapatan yang patut kamu lakukan setiap kali menerima gaji. Besaran dana darurat yang disisihkan bisa disesuaikan dengan kondisi finansial pribadi dan keluarga. Tak ada patokan khusus mengenai jumlah dana darurat yang mesti dimiliki setiap orang. Idealnya, jumlah dana darurat berkisar antara 6 hingga 12 kali pengeluaran rutin bulanan. Semakin banyak jumlah tanggunganmu (misalnya bila telah berkeluarga atau berstatus sebagai tulang punggung), maka semakin besar pula jumlah dana darurat yang harus kamu siapkan.

2. Mengandalkan keluarga untuk merintis bisnis

Alangkah lebih baik bila kamu tidak menggantungkan hidup sepenuhnya dari pekerjaan utama. Jangan mudah puas dengan gaji bulanan meskipun jumlahnya terbilang lebih dari cukup untuk kebutuhan hidup. Sebaliknya, kamu justru harus menyisihkan pendapatan untuk persiapan membangun bisnis sampingan. Jika kondisi keluarga memungkinkan, maka sebaiknya kamu memulai bisnis sampingan dari rumah. Mintalah bantuan anggota keluarga untuk mengelola bisnis secara profesional sehingga pekerjaan utama yang kamu geluti pun tidak terbengkalai. Beberapa contoh bisnis sampingan yang bisa dimulai dari rumah, antara lain air minum isi ulang, toko kelontong, laundry, dan catering.

3. Meluangkan waktu untuk memulai pekerjaan sampingan

Dukungan keluarga yang tergolong minim bukanlah halangan untuk memiliki pendapatan tambahan. Kamu masih bisa mengandalkan diri sendiri jika hendak melakukan side hustle sesuai minat dan bakat. Mulai sekarang, jangan hanya fokus memahami artikel tentang meningkatkan produktivitas kerja saja. Luangkan waktumu untuk mengasah kemampuan diri sendiri sekaligus mempelajari banyak keahlian baru.

Kalau kamu sudah memiliki kemampuan yang mumpuni, maka kamu bisa mulai menjalani pekerjaan sampingan sebagai pekerja lepas (freelancer). Saat ini, banyak sekali pekerjaan sampingan yang bisa ditekuni dengan sistem remote sehingga aktivitasnya tidak berbenturan dengan pekerjaan utama. Kalaupun nantinya kamu mengalami layoff, maka setidaknya kamu bisa memperoleh pendapatan dari pekerjaan sampingan sambil berusaha mencari pekerjaan yang baru.

4. Menambah relasi di dunia profesional

Kesempatan karir baru yang lebih cemerlang bisa saja datang dari jalinan relasi yang kamu miliki di dunia profesional. Inilah yang membuatmu harus konsisten menambah relasi di dunia kerja maupun bisnis. Usahakan menjalin silaturahmi yang berkesinambungan dengan semua orang yang kamu kenal selama bekerja, terutama owner bisnis dan klien potensial. Tunjukkan bahwa kamu adalah pribadi yang profesional dalam bekerja, mau belajar hal-hal baru, sekaligus memiliki attitude yang baik. Niscaya kamu tidak akan kesulitan mendapatkan pekerjaan baru jika punya jalinan relasi yang luas di dunia profesional.

5. Menjaga hubungan baik dengan perusahaan terdahulu

Jangan menjadikan layoff sebagai alasan untuk merusak hubungan antara kamu dengan perusahaan tempatmu pernah bekerja. Sebaliknya, kamu tetap wajib memperlihatkan attitude profesional meskipun mengalami layoff. Bukan mustahil jika nantinya kesempatan kerja bisa datang dari perusahaan tersebut di masa depan karena kamu dianggap sebagai mantan pekerja yang potensial dan bisa diandalkan.

6. Menyiapkan asuransi kesehatan untuk diri sendiri dan keluarga

Guncangan finansial yang terjadi setelah mengalami layoff bisa bertambah parah jika kamu atau keluarga mengalami musibah tak terduga secara mendadak. Salah satu musibah yang kerap terjadi tanpa pandang bulu adalah penyakit yang membutuhkan banyak biaya pengobatan. Namun, risiko yang terjadi akibat gangguan kesehatan dapat diminimalkan jika kamu sudah memiliki asuransi. Nantinya, asuransi kesehatan tersebut akan melindungimu dari berbagai risiko gangguan kesehatan sesuai polis yang telah disepakati.

Salah satu rekomendasi dari perusahaan asuransi kesehatan terbaik yang sayang untuk dilewatkan adalah BCA Life Perlindungan Kesehatan Ultima. Produk BCA Life ini memberikan banyak manfaat kesehatan, antara lain penggantian biaya rawat inap dan pembedahan, rawat jalan, perawatan penyakit kritis, kecelakaan, hingga santunan kematian.

Wilayah pertanggungan asuransi BCA Life Perlindungan Kesehatan Ultima mencakup seluruh dunia (kecuali Amerika Serikat) dengan manfaat tahunan mencapai Rp15 miliar. Persoalan mencari asuransi kesehatan berkualitas tak akan terasa rumit lagi bila kamu sudah mengenal asuransi kesehatan BCA Life tersebut.

Cari asuransi kesehatan yang bagus? Cek di sini untuk dapatkan info lengkap seputar BCA Life Perlindungan Kesehatan Ultima.

PT Asuransi Jiwa BCA (BCA Life)

Senantiasa Melindungi Anda #BCALife2023

PT Asuransi Jiwa BCA (BCA Life) berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan